Beberapa hari ini kegiatanku adalah merapikan file-file di laptop. Kutemukan beberapa tulisan usang yang berisi ilmu dan siapa tau bermanfaat bagi pembaca. Maka dari itu penulis mem-posting tulisan yang sudah setahun lebih mangkrak di laptop ini.
Saya ingat betul, tulisan ini adalah hasil 'Diskusi Cinta' dengan kawan-kawan saya ketika semester III tahun 2016 dahulu. Mari membaca!
Banyak fenomena dan nomena di sekitar kita yang nyata ada tapi
jarang dipahami oleh manusia. Seperti halnya manusia, hakikatnya, tujuan
hidupnya, potensinya, dan lain-lain. Banyak orang yang ditanya tentang apakah
hakikat manusia sebenarnya, apa tujuan hidupnya? Mereka kebanyakan masih belum
mengerti mengenai tersebut di atas. Maka dari itu perlu dipelajari sebuah ilmu
yang mengupas segala hal tentang manusia dari sisi metafisiknya, bukan sekedar
fisik yang terlihat oleh mata. Sebuah ilmu yang menjadi gambaran universal dari
realitas tentang manusia, yaitu filsafat manusia.
Filsafat manusia tidak dapat menguraikan hal-hal mendetail dari
seluk beluk manusia, tetapi dia memberikan gambaran kronologis sehingga bisa
dipahami secara menyeluruh. Ciri dari filsafat manusia menurut buku karya
Zainal Abidin adalah ekstensif, intensif, dan kritis. Ekstensif berarti
menyeluruh, dimana penjelasannya bersangkut paut dengan ilmu-ilmu tentang
manusia seperti sosiologi, psikologi, dan antropologi. Ciri yang kedua yaitu
intensif berarti mendalam. Pembahasannya yang mendalam hingga ke akar-akarnya,
seperti what is the human? fungsi manusia hidup di bumi, potensi
yang dimiliki, hingga arti dari sebuah kebebasan manusia. Siapakah sebenarnya
manusia dan dimanakah kedudukannya dalam semesta? Semuanya di bahas tuntas
secara intensif. Lalu ciri yang ketiga adalah kritis. Kritis berarti
mempertanyakan apa yang telah diketahui berdasarkan perspektif lain. Dengan
sikap kritis akan menjadi penggerak jiwa manusia yang abstrak untuk menuju pada
level yang lebih tinggi. Sehingga mampu menemukan jawaban-jawaban atas problematika
yang dimunculkan.
Filsafat manusia terkait dengan esensi dan substansi individu. Yang
mana keduanya bersifat meta. Dan dapat diketahui apabila telah melalui
proses-proses untuk memperlihatkannya, yakni berupa usaha dan perilaku untuk
merubah kondisi. Bergerak dan selalu aktif hingga esensi dan substansi itu
benar-benar nyata.
Terdapat dua aliran yang terkenal dalam pembahasan filsafat manusia.
Yakni materialisme dan spiritualisme. Materialism adalah sebuah paham yang
menyebutkan bahwa manusia adalah materi (fisik), segala sesuatu tentang manusia
dikaitkan dengan material yang bisa diukur dan diteliti. Setiap gejala
peristiwa pada manusia bisa dijelaskan secara kausal menurut hukum alam. Paham
ini tidak mempercayai adanya kekuatan diluar manusia, tetapi meyakini bahwa ada
rangsangan dari luar yang mengakibatkan munculnya sebuah respon. Mereka juga
dengan tegas menolak adanya kekuatan spiritual di balik diri manusia.
Aliran kedua yaitu spiritualisme atau disebut dengan idealisme.
Manusia pada hakikatnya adalah sebuah roh (jiwa). Aliran ini meyakini adanya
kekuatan di dalam diri manusia yang bersifat spiritual, tidak menempati ruang
dan waktu tetapi ada dibalik setiap gejala atau peristiwa manusia. Ada kekuatan-kekuatan
yang mendorong gerakan dan perilaku manusia, tetapi tidak dapat dijelaskan
dengan hukum alam. Contohnya, manusia hidup memiliki tujuan, yang dengan
penggerak spiritualnya berupa jiwa mereka bisa menggapai tujuan tersebut. Jadi
bukan berasal dari rangsangan luar, melainkan dari internal yaitu jiwa. ***
arinisejati18@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar