Rabu, 03 Januari 2018

JIWA atau RUH MANUSIA

Beberapa  hari ini kegiatanku adalah merapikan file-file di laptop. Kutemukan beberapa tulisan usang yang berisi ilmu dan siapa tau bermanfaat bagi pembaca. Maka dari itu penulis mem-posting tulisan yang sudah setahun lebih mangkrak di laptop ini. 
Saya ingat betul, tulisan ini adalah hasil 'Diskusi Cinta' dengan kawan-kawan saya ketika semester III tahun 2016 dahulu. Mari membaca! 

Banyak fenomena dan nomena di sekitar kita yang nyata ada tapi jarang dipahami oleh manusia. Seperti halnya manusia, hakikatnya, tujuan hidupnya, potensinya, dan lain-lain. Banyak orang yang ditanya tentang apakah hakikat manusia sebenarnya, apa tujuan hidupnya? Mereka kebanyakan masih belum mengerti mengenai tersebut di atas. Maka dari itu perlu dipelajari sebuah ilmu yang mengupas segala hal tentang manusia dari sisi metafisiknya, bukan sekedar fisik yang terlihat oleh mata. Sebuah ilmu yang menjadi gambaran universal dari realitas tentang manusia, yaitu filsafat manusia.
Filsafat manusia tidak dapat menguraikan hal-hal mendetail dari seluk beluk manusia, tetapi dia memberikan gambaran kronologis sehingga bisa dipahami secara menyeluruh. Ciri dari filsafat manusia menurut buku karya Zainal Abidin adalah ekstensif, intensif, dan kritis. Ekstensif berarti menyeluruh, dimana penjelasannya bersangkut paut dengan ilmu-ilmu tentang manusia seperti sosiologi, psikologi, dan antropologi. Ciri yang kedua yaitu intensif berarti mendalam. Pembahasannya yang mendalam hingga ke akar-akarnya, seperti what is the human? fungsi manusia hidup di bumi, potensi yang dimiliki, hingga arti dari sebuah kebebasan manusia. Siapakah sebenarnya manusia dan dimanakah kedudukannya dalam semesta? Semuanya di bahas tuntas secara intensif. Lalu ciri yang ketiga adalah kritis. Kritis berarti mempertanyakan apa yang telah diketahui berdasarkan perspektif lain. Dengan sikap kritis akan menjadi penggerak jiwa manusia yang abstrak untuk menuju pada level yang lebih tinggi. Sehingga mampu menemukan jawaban-jawaban atas problematika yang dimunculkan.
Filsafat manusia terkait dengan esensi dan substansi individu. Yang mana keduanya bersifat meta. Dan dapat diketahui apabila telah melalui proses-proses untuk memperlihatkannya, yakni berupa usaha dan perilaku untuk merubah kondisi. Bergerak dan selalu aktif hingga esensi dan substansi itu benar-benar nyata.
Terdapat dua aliran yang terkenal dalam pembahasan filsafat manusia. Yakni materialisme dan spiritualisme. Materialism adalah sebuah paham yang menyebutkan bahwa manusia adalah materi (fisik), segala sesuatu tentang manusia dikaitkan dengan material yang bisa diukur dan diteliti. Setiap gejala peristiwa pada manusia bisa dijelaskan secara kausal menurut hukum alam. Paham ini tidak mempercayai adanya kekuatan diluar manusia, tetapi meyakini bahwa ada rangsangan dari luar yang mengakibatkan munculnya sebuah respon. Mereka juga dengan tegas menolak adanya kekuatan spiritual di balik diri manusia.

Aliran kedua yaitu spiritualisme atau disebut dengan idealisme. Manusia pada hakikatnya adalah sebuah roh (jiwa). Aliran ini meyakini adanya kekuatan di dalam diri manusia yang bersifat spiritual, tidak menempati ruang dan waktu tetapi ada dibalik setiap gejala atau peristiwa manusia. Ada kekuatan-kekuatan yang mendorong gerakan dan perilaku manusia, tetapi tidak dapat dijelaskan dengan hukum alam. Contohnya, manusia hidup memiliki tujuan, yang dengan penggerak spiritualnya berupa jiwa mereka bisa menggapai tujuan tersebut. Jadi bukan berasal dari rangsangan luar, melainkan dari internal yaitu jiwa. ***

arinisejati18@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar