Terimakasih
Atas Kebijaksanaanmu
Tulisan ini saya tulis ketika saya masih duduk di bangku semester III. Ketika itu saya masih sangat primitif dalam hal teknologi, sehingga saya seringkali menyimpan tulisan-tulisan hasil berdiskusi dengan dosen maupun teman-teman saya di laptop milik orang. Saya masih sangat ingat, tulisan ini saya buat sebagai persyaratan mengikuti acara 'Ta'aruf Falasifah' yang diselenggarakan di kampus saya.
Beginilah bentuk tulisan saya yang masih sangat 'polos' itu.!
Kajian
yang tiada habis-habisnya di kalangan mahasiswa khususnya setingkat Perguruan
Tinggi Islam Negeri adalah tentang filsafat. Apa itu filsafat sebenarnya sudah
banyak yang mengetahui. Tetapi sedikit dari mereka yang mampu memahami secara
dalam. Karena memang segala sesuatu itu membutuhkan sebuah proses untuk
mencapai system yang tinggi dalam bahasa inggris disebut escape to high
system. Filsafat secara umum adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia)
untuk memberikan suatu pandangan hidup yang
menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun
pengalaman ilmiah. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki
logika, metode dan system, serta filsafat dapat pula diverifikasi. Namun
filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan lainnya oleh karena
memiliki obyek tersendiri yang sangat luas. Menurut Aristoteles (384 – 322 SM)
Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk menyelidiki sebab dan asas segala
benda, itulah “scientia rerum per causas ultimas” (pengetahuan tentang
hal ikhwal berdasarkan sebab musabab yang terdalam).
Sebagai
contoh, dalam ilmu psikologi mempelajari tingkah laku kehidupan manusia, namun
dalam ilmu filsafat tidak terbatas pada salah satu bidang kehidupan saja,
melainkan memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh yaitu tentang hakiki
hidup yang sebenarnya. Pandangan hidup tersebut merupakan hasil pemikiran
yang disusun secara sistematis menurut hukum-hukum logika. Dan filsafat sendiri
sangat berkaitan dengan ilmu-ilmu pengetahuan di bumi ini.
Seseorang
yang berfilsafat (filsuf) akan mengambil apa yang telah ditangkap dalam akal
(rasional) dan pengalaman hidup (empiris) maupun pengalaman ilmiah kemudiaan
memandangnya di bawah suatu horizon yang lebih luas, yakni sebagai unsur
kehidupan manusia yang menyeluruh.
Sejarah
Singkat Filsafat. Filsafat sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Sebelum istilah
filsafat (philosophy) pertama kali digunakan oleh Socrates, ada sekelompok
orang yang menyebut dirinya kaum sophis (Sophist) yang artinya para
cendekiawan. Kaum sophis menjadikan persepsi manusia sebagai ukuran
kebenaran, hakikat dengan menggunakan pandangan atau dalil yang keliru dalam
kesimpulannya. Oleh sebab itu Socrates melarang orang menyebut dirinya seorang
sophis (cendekiawan) dan menyebut dirinya seorang filosof (philosophos), seorang
filosofi yaitu pencinta kebijaksanaan, pencinta kebenaran untuk menggantikan
istilah sophistes karena menggunakan penalaran yang salah. Kemudian Plato
menanamkan filsafat sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan jiwa
manusia yang abstrak.
Kata
filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab
falsafah yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia.
Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata, yaitu Philo
(philia) dan Sophia. Philo berarti cinta namun dalam arti yang luas yaitu
keinginan akan sesuatu dan oleh karena itu kemudian berusaha mencapai suatu
keinginan tersebut. Sophia artinya pengetahuan (kebijaksanaan) yang secara
mendalam artinya pandai. Dengan demikian pengertian filsafat menurut bahasa
Indonesia adalah keinginan yang mendalam untuk mendapat pengetahuan, atau
keinginan yang mendalam untuk menjadi bijaksana.
Dalam
bahasa Indonesia disebut filsuf atau filosof yaitu orang yang mencintai
pengetahuan dan menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya,
dengan perkataan lain orang yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan untuk
mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.
Begitulah
para ahli terdahulu mendefinisikan apa itu yang dinamakan filsafat. Dimana
sebuah ilmu yang menunjukkan kepada pembelajarnya menuju kebenaran. Telah kita
tahu bahwa kebenaran mutlak adalah milik Alloh. Jadi belajar filsafat adalah
sebuah proses dalam menemukan kebenaran yang hakiki. Mengingat berfilsafat
adalah berpikir, dan sebenarnya makna dari berpikir adalah berterima kasih. Yaps,
berterima kasih kepada Sang Pemberi Hidup atas segala anugrah kehidupan yang
telah diberikan kepada mahluk yang bernama manusia.
(Benar-benar polos kan...hehehe)
(Terimakasih sudah berkunjung di Blog Semut Ireng....)
0 komentar:
Posting Komentar