Rabu, 03 Januari 2018

Terimakasih Atas Kebijaksanaanmu

Terimakasih Atas Kebijaksanaanmu

Tulisan ini saya tulis ketika saya masih duduk di bangku semester III. Ketika itu saya masih sangat primitif dalam hal teknologi, sehingga saya seringkali menyimpan tulisan-tulisan hasil berdiskusi dengan dosen maupun teman-teman saya di laptop milik orang. Saya masih sangat ingat, tulisan ini saya buat sebagai persyaratan mengikuti acara 'Ta'aruf Falasifah' yang diselenggarakan di kampus saya.
Beginilah bentuk tulisan saya yang masih sangat 'polos' itu.!

Kajian yang tiada habis-habisnya di kalangan mahasiswa khususnya setingkat Perguruan Tinggi Islam Negeri adalah tentang filsafat. Apa itu filsafat sebenarnya sudah banyak yang mengetahui. Tetapi sedikit dari mereka yang mampu memahami secara dalam. Karena memang segala sesuatu itu membutuhkan sebuah proses untuk mencapai system yang tinggi dalam bahasa inggris disebut escape to high system. Filsafat secara umum adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan system, serta filsafat dapat pula diverifikasi. Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan lainnya oleh karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas. Menurut Aristoteles (384 – 322 SM) Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk menyelidiki sebab dan asas segala benda, itulah “scientia rerum per causas ultimas” (pengetahuan tentang hal ikhwal berdasarkan sebab musabab yang terdalam).
Sebagai contoh, dalam ilmu psikologi mempelajari tingkah laku kehidupan manusia, namun dalam ilmu filsafat tidak terbatas pada salah satu bidang kehidupan saja, melainkan memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh yaitu tentang hakiki hidup yang sebenarnya. Pandangan hidup tersebut merupakan hasil pemikiran yang disusun secara sistematis menurut hukum-hukum logika. Dan filsafat sendiri sangat berkaitan dengan ilmu-ilmu pengetahuan di bumi ini.
Seseorang yang berfilsafat (filsuf) akan mengambil apa yang telah ditangkap dalam akal (rasional) dan pengalaman hidup (empiris) maupun pengalaman ilmiah kemudiaan memandangnya di bawah suatu horizon yang lebih luas, yakni sebagai unsur kehidupan manusia yang menyeluruh.
Sejarah Singkat Filsafat. Filsafat sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Sebelum istilah filsafat (philosophy) pertama kali digunakan oleh Socrates, ada sekelompok orang yang menyebut dirinya kaum sophis (Sophist) yang artinya para cendekiawan. Kaum sophis menjadikan persepsi manusia sebagai ukuran kebenaran, hakikat dengan menggunakan pandangan atau dalil yang keliru dalam kesimpulannya. Oleh sebab itu Socrates melarang orang menyebut dirinya seorang sophis (cendekiawan) dan menyebut dirinya seorang filosof (philosophos), seorang filosofi yaitu pencinta kebijaksanaan, pencinta kebenaran untuk menggantikan istilah sophistes karena menggunakan penalaran yang salah. Kemudian Plato menanamkan filsafat sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan jiwa manusia yang abstrak.
Kata filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab falsafah yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Philosophia. Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata, yaitu Philo (philia) dan Sophia. Philo berarti cinta namun dalam arti yang luas yaitu keinginan akan sesuatu dan oleh karena itu kemudian berusaha mencapai suatu keinginan tersebut. Sophia artinya pengetahuan (kebijaksanaan) yang secara mendalam artinya pandai. Dengan demikian pengertian filsafat menurut bahasa Indonesia adalah keinginan yang mendalam untuk mendapat pengetahuan, atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijaksana.
Dalam bahasa Indonesia disebut filsuf atau filosof yaitu orang yang mencintai pengetahuan dan menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, dengan perkataan lain orang yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.
Begitulah para ahli terdahulu mendefinisikan apa itu yang dinamakan filsafat. Dimana sebuah ilmu yang menunjukkan kepada pembelajarnya menuju kebenaran. Telah kita tahu bahwa kebenaran mutlak adalah milik Alloh. Jadi belajar filsafat adalah sebuah proses dalam menemukan kebenaran yang hakiki. Mengingat berfilsafat adalah berpikir, dan sebenarnya makna dari berpikir adalah berterima kasih. Yaps, berterima kasih kepada Sang Pemberi Hidup atas segala anugrah kehidupan yang telah diberikan kepada mahluk yang bernama manusia.

(Benar-benar polos kan...hehehe)
(Terimakasih sudah berkunjung di Blog Semut Ireng....)



0 komentar:

Posting Komentar