Sabtu, 13 Januari 2018

Teknologi Canggih, Ciptakan Dakwah Media Sosial dalam Bungkus Masa Kini

Teknologi Canggih, Ciptakan Dakwah Media Sosial
dalam Bungkus Masa Kini

Artikel ini ditulis untuk memenuhi Tugas Akhir Semester Mata Kuliah ‘Komunikasi Massa’
Oleh Ariny Sa’adah KPI A Semester 5

Filterisasi terhadap arus media informasi tidak dapat dibendung lagi. Kita tidak bisa memungkiri bahwa kita sedang berada di era perkembangan teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi.  Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tidak hanya berwujud pada kecanggihan perangkat keras (hardware)-nya saja, melainkan juga pada perangkat lunak (software) atau aplikasi yang terdapat di dalamnya. Semakin canggih alat komunikasi yang tercipta, maka semakin canggih pula aplikasi-aplikasi yang dipasarkan. Lalu bagaimanakah pemanfaatan item-item canggih tersebut?
Menyoal aplikasi, kurang lengkap apabila kita tidak memahami terlebih dahulu maknanya. Tertulis di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aplikasi yang dimaksud adalah program komputer atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengerjakan tugas tertentu. Sedangkan menurut Hengky W. Pramana, aplikasi merupakan suatu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game, palayanan masyarakat, advertising, atau semua proses yang hampir dilakukan manusia.
Berdasarkan dua pengertian di atas, bisa kita tarik sebuah pengertian aplikasi secara umum. Aplikasi adalah perangkat lunak pada gadget yang berguna untuk menjalankan aktivitas manusia berdasarkan kebutuhan. Benar adanya bahwa aktivitas atau kegiatan manusia zaman sekarang tidak hanya berjalan di dunia nyata. Dengan memanfaatkan kecanggihan gadget dan sistem jaringan internet, manusia bisa melakukan apapun yang dia inginkan, seperti mencari informasi tentang pendidikan, ekonomi, politik, hiburan, hingga mencari jodoh pun mendapat pelayanan menarik di dunia internet. Istilah yang lazim untuk menyebut dunia komunikasi dan penyebaran informasi secara cepat disebut dengan ‘dunia maya’.
Membincang soal dunia maya, tak lepas dari perbincangan media sosial sebagai alat yang digunakan manusia untuk menjalankan aktivitasnya. Menurut Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes, Media sosial adalah media berbasis internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika ataupun ‘tertunda’, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain. Sedangkan menurut B.K. Lewis, Media sosial adalah label bagi teknologi digital yang memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi, memproduksi, dan berbagi isi pesan.
Pada intinya, media sosial adalah sarana atau alat komunikasi dua arah berbasis internet yang memungkinkan manusia untuk saling bertukar informasi atau pesan. Indonesia termasuk negara yang penghuninya menjadi pengguna internet terbesar di dunia. Dewasa ini, aplikasi media sosial sangat beragam jenisnya, seperti facebook, twitter, instagram, line dan path.
Salah satu diantaranya yang paling nge-trend di kalangan muda maupun dewasa adalah Instagram. Terbukti di sekitar kita mulai dari lansia, dewasa, remaja, anak-anak, hingga usia balita tak ketinggalan untuk memiliki akun instagram. Keberadaan instagram tidak hanya menyatakan eksistensi individu dalam masyarakat maya, melainkan juga organisasi, instansi atau lembaga, komunitas-komunitas, bahkan partai politik.
Maka, saya melakukan riset kecil-kecilan untuk melihat geliat pergerakan lembaga-lembaga dan organisasi masyarakat termasuk partai politik. Akan tetapi saya akan mengambil contoh kasus pada salah satu organisasi mahasiswa yaitu KMNU yang memiliki jaringan organisasi secara nasional.
KMNU atau kepanjangan dari Keluarga Mahasiswa Nahdlotul Ulama sebagai salah satu organisasi mahasiswa ekstra kampus yang juga turut menggunakan instagram dalam menunjukkan keberadaannya di masyarakat. Selain sebagai penunjang eksistensi, instagram juga dimanfaatkan oleh organisasi tersebut sebagai sarana untuk berdakwah. Tak hanya itu, kepemilikkan akun oleh setiap organisasi senama di berbagai kampus yang tersebar di seluruh Indonesia, juga berguna untuk menyambung silaturrahmi antar sesama organisasi.
Fitur-fitur pada instagram bisa menampilkan foto dan video lengkap dengan caption atau keterangan yang mendeskripsikan foto dan video yang diunggah. Untuk itulah instagram sangat efektif bila digunakan sebagai sarana eksistensinya. Mengapa demikian? Secara umum manusia lebih suka melihat foto atau menonton video daripada membaca tulisan. Begitupun para pengikut (follower) instagram yang merupakan manusia zaman now. Bahkan keaktifan organisasi ini di masing-masing perguruan tinggi bisa dilihat dari akun instagramnya. Oleh karenanya, kegiatan apapun menjadi sunah mu'akad hukumnya diunggah di instagram. Aktivitas mengunggah foto atau video di instagram ini ada beberapa versi penyebutan, yakni bisa dikirim, di-upload dan di-posting.
Instagram juga mampu menyiarkan kegiatan atau aktivitas penggunanya secara langsung. Maka dari itu, KMNU seringkali menggunakan fitur siaran langsung pada instagram sebagai media dakwah. Entah itu berupa rutinitas ngaji kitab, sholawatan, tahlilan, bahkan pengajian. Tidak jarang dakwahnya juga menggunakan posting-an biasa di beranda instagram berupa meme, pamflet, gambar, karikatur, foto dan video disertai caption yang memuat pesan dakwah.
Satu lagi yang menarik dari instagram, pengguna mampu membagikan atau istilah gaulnya me-repost posting-an dari akun instagram lain serta mampu membagikan kirimannya di facebook. Ini memungkinkan organisasi tersebut memperluas jaringan dakwahnya. Tak jarang pula ia me-repost kiriman akun intagram milik perseorangan yang menandainya. Asal itu menarik dan mengandung manfaat bagi orang banyak (follower).
Era kekinian memang sedang menerpa kehidupan kita sebagai generasi millennial. Tanpa kita sadari, banyak sekali nilai positif yang bisa dimaksimalkan pemanfaatannya. Bahwasannya zaman kontemporer tengah mengajari kita untuk bisa “mengerem” diri, supaya tidak terbawa arus yang sedang berjalan, melainkan kita dituntut untuk bergerak dan menciptakan arus sendiri. Kita harus sadar, bakwa kita sedang hidup di tengah-tengah badai modernisasi. Bila kita tidak memiliki pegangan yang kuat, kita bisa tergerus oleh ganasnya badai tersebut. Nampaknya ungkapan Cak Nun sangat cocok untuk dijadikan acuan dalam pembahasan ini, bahwasannya “hidup itu melawan arus, hanya sampah dan ikan mati yang ikut arus”.
Pemaparan di atas adalah satu contoh dari berbagai geliat organisasi dan lembaga yang juga andil dalam penggunaan akun media sosial. Hubungan dengan masyarakat sangat efektif apabila menggunakan media sosial. Seringkali setiap lembaga atau instansi memanfaatkan media sosial untuk membangun dan meningkatkan citra organisasi. Akan tetapi, sudah sepantasnya lembaga-lembaga dan organisasi yang berbasis islam memanfaatkan media sosial untuk menjalankan aktivitas dan memperluas komunikasi dakwahnya juga.
Berbekal ilmu dan keimanan, sudah selayaknya seorang muslim menggunakan akal sehat dengan lebih siap dan sigap dalam menjawab tantangan zaman. Bukan malah terjerumus ke dalam kubangan negatif modernisasi yang besar kemungkinan melunturkan norma agama yang luhur. Sikap intelektual islam berdasarkan kemampuan komunikasi dalam berbagai media, maka generasi muda akan lebih mampu menyebarkan pesan kebaikan. Sehingga masyarakat muslim mampu menerapkan nilai-nilai agama yang rohmatan lil ‘alamin di era modernisasi dalam bungkus masa kini.

0 komentar:

Posting Komentar